Latar Belakang
Gedung tinggi di berbagai kota
di Indonesia jarang yang mempunyai ciri
bangunan iklim tropis apalagi yang berasitektur khas Indonesia. Bangunan
menjulang itu didesain berdasarkan pola arsitektur asing, tidak menyatu dengan
lingkungan bangunan di sekitarnya. Dalam perancangan tidak hanya memanfaatkan
teknologi yang semakin canggih tetapi lebih banyak memanfaatkan sumberdaya alam
yang ada sesuai dengan iklim dimana bangunan itu berada dan menjadi pelopor
dalam perkembangan arsitektur yang ramah lingkungan sehingga menghindari
pengrusakan lingkungan dan untuk menunjukan bahwa bangsa kita sudah maju dalam
bidang teknologi yaitu dengan mengembangkan suatu teknologi yang mampu menjawab
tantangan masa kini.
Dengan pengetahuan-pengetahuan
yang ada pada saat ini kita dapat mengembangkan suatu teknologi yang hemat
energi khususnya dalam bidang arsitektur dengan menerapkan teknologi tata
surya. Tentunya pengembangan teknologi tidak hanya terbatas pada tata surya
saja melainkan sumber daya alam lainya seperti angin, thermal air dan dan
sebagainya dapat di olah menjadi sumber energi yang mampu menghemat biaya
operasional sebuah bangunan. Dengan adanya bangunan bioklimatik yang semakin
banyak di negara kita maka lebih banyak juga penghematan energi yang akan kita
lakukan. Dengan demikian biaya akan lebih berkurang
Pengertian
Arsitektur Bioklematik
Arsitektur Bioklimatik adalah,
suatu jalan dalam mendesain berbagai bangunan dan mempengaruhi lingkungan dalam
bangunan dengan lebih memilih bekerja menggunakan kekuatan alam di sekitar
bangunan. Arsitektur bioklimatik lebih berfokus pada iklim (atau pengamatan
terhadap iklim) sebagai konteks pembangkit tenaga (generator) utama, dan dengan
tidak membahayakan lingkungan sekitar menggunakan energi yang minimal sebagai
targetnya sendiri. Pada akhirnya bentuk
arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya setempat, dan hal ini
akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang akan ditampilakan dari suatu
bangunan, selain itu pendekatan bioklimtaik akan mengurangi ketergantungan
karya arsitektur terhadap sumber – sumber energi yang tidak dapat dipengaruhi.
Selain dari segi arsitektur, yaitu dengan
dioptimalkan penerangan alami dan penghawaan alami pada bagian tertentu dari
gedung, penghematan energi listrik juga dicapai dari penggunaan energi
alternatif. Untuk pembangkitan energi di gedung dapat menggunakan
teknologi sel surya fotovoltaik yang mendinginkan ruangan dan pencahayaan (penerangan). Selain
itu penggunaan energi panas matahari di lakukan untuk menjalankan chiller (atau
mesin AC). Dalam hal ini sel surya
dipilih karena sumber energi ini didapat dengan cuma-cuma didaerah tropis.
Perancangan Arsitektur bioklimatik
harus memperhatikan perancangan bangunan yang menjaga udara, air, dan bumi yang
memilih bahan bangunan yang ramah lingkungan sehingga kehidupan yang berikutnya
akan lebih sehat. Arsitek-arsitek harus lebih banyak mendesain bangunan yang
hemat energi, tidak hanya mendesain bangunan bangunan bertingkat tinggi yang
banyak mengeluarkan biaya energi listrik melainkan desain alamiah seperti
contoh yang ada dalam pembahasan di atas. Begitu juga dengan pengetahuan yang
ada pada saat ini kita dapat mengembangkan suatu teknologi yang hemat energi
khususnya dalam bidang arsitektur dengan menerapkan teknologi tata surya. Tentunya
pengembangan teknologi tidak terbatas pada tatasurya saja, sumber daya alam lainya
seperti angin, thermal, air dan sebagainya dapat di olah menjadi sumber energi
yang mampu menghemat biaya operasional sebuah bangunan.
Sejarah Perkembangan Arsitektur Bioklematik
Perkembangan Arsitektur
Bioklimatik berawal dari 1960-an. Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur
modern yang dipengaruhi oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan
pencerminan kembali arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan
arsitektur yang berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya
bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang dipentingkan
tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan, kekuatan bangunan dan
kegiatan yang sesuai dengan bangunannya, “Oscar Niemeyer dengan falsafah
arsitekturnya yaitu penyesuaian terhadap keadaan alam dan lingkungan,
penguasaan secara fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan
bentuk, bahan dan arsitektur”.
Akhirnya dari Frank Wright dan
Oscar Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti Victor Olgay pada tahun 1963 mulai
memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setelah tahun 1990-an Kenneth Yeang
mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada bangunan tinggi bioklimatik yang
memenangkan penghargaan Aga Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun
1966.
Contoh Bangunan Arsitektur Bioklematik
Editt Tower
Saat ini konstruksi tertunda di Singapura, Menara EDITT akan menjadi teladan "Ecological Design In The Tropics". Dirancang oleh TR Hamzah & Yeang dan disponsori oleh National University of Singapore, tinggi 26-cerita-bangkit akan bermegah panel fotovoltaic, ventilasi alami, dan pembangkit biogas semua dibungkus dalam sebuah dinding hidup isolasi yang mencakup setengah dari permukaan daerah. Pencakar langit hijau dirancang untuk meningkatkan bio-lokasi keragaman dan merehabilitasi ekosistem lokal di kota besar 'zeroculture' Singapura.
Sekitar setengah dari luas permukaan Menara EDITT akan dibungkus dalam vegetasi lokal organik, dan arsitektur pasif akan memungkinkan untuk ventilasi alami. Landai diakses publik akan terhubung lantai atas ke tingkat jalan berjajar di tokotoko, restoran dan kehidupan tanaman. Bangunan ini juga telah dirancang untuk adaptasi masa depan, dengan banyak dinding dan lantai yang dapat dipindahkan atau dihapus. Di kota yang dikenal karena hujan, bangunan akan mengumpulkan air hujan dan mengintegrasikan sistem grey-air untuk irigasi tanaman dan WC pembilasan dengan perkiraan 55% kecukupan diri. 855 meter persegi panel photovoltaic akan menyediakan 39,7% dari kebutuhan energi bangunan, dan rencana juga termasuk kemampuan untuk mengubah limbah menjadi biogas dan pupuk. Menara ini akan dibangun menggunakan bahan daur ulang dan dapat didaur ulang banyak, dan sistem daur ulang terpusat akan dapat diakses dari setiap lantai.
http://archiholic99danoes.blogspot.co.id/2011/05/arsitektur-bioklimatik.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar