Rabu, 28 Desember 2016

KRITIK ARSITEKTUR LINGKUNGAN (SETTING)


Lingkungan (Setting) Kritik Arsitektur
Lingkungan kritik arsitektur adalah lingkup pembagian kritik arsitektur menjadi menjadi, yaitu :
 1.Self (diri)
2. Authority (yang berwenang)
3. Expert (pakar)
4. Peer (kelompok)
5. Layman (orang awam)


1.  Kritik Diri (Self Criticism)
Kritik diri adalah situasi dimana perancang atau pembuat keputusan mengkritisi dirinya sendiri dalam proses perancangan. Kritik model ini memusatkan perhatian pada pengkayaan pikiran diri. Dengan ini diharapkan kritikus dapat lebih banyak mempelajari dan mengembangkan berbagai fenomena yang muncul dalam situasi dan hukum-hukum perancangan. Kritik diri merupakan kerja yang otoritasnya merupakan komposisi dari kegiatan :
•  Pengayaan/Penyaringan ( Labour of Shifting )
•  Penggabungan ( Labour of Combining )
•  Penyusunan ( Labour of Constructing )
•  Penghapusan ( Labour of Expunging )
•  Pembetulan ( Labour of Correcting )
•  Pengujian ( Labour of Testing )


2.  Kritik yang Berwenang (The Authoritative Setting)
Sumber kritik otoritas adalah kekuatan yang melekat dalam posisi social. Hubungan secara hirarkis individu dengan pembuat keputusan dan penentu kebijakan. Dalam kasus yang sama adalah dasar-dasar kritik yang berlangsung dalam situasi pendidikan studio perancangan. Sekalipun dalam banyak model pendidikan sebagaimana di Beaux Art Guru dipandang sebagai partner dalam proses pembelajaran. Ada juga dalam model pendidikan kontemporer yang masih memandang guru secara structural memiliki kepekaan untuk menyukai individu tertentu sebagai sebuah figure yang semi otoriter.
Terdapat beberapa kesulitan dalam kritik yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas (John Wade, 1976):
•  Peran juri yang berlaku sebagai pihak yang memiliki otoritas menghakimi tetapi juga memiliki kekauasaan instruksional.
•  Adanya fleksibelitas dalam menetapkan nilai kritik yang dilancarkan- dimana kritikus merespon pada fakta projek yang sedang dipresentasikan.
• Keputusan dipengaruhi oleh situasi yang beragam yang dihadapi masing-masing pendidikan,keputusan yang dilakukan secara acak terinspirasi dari solusi yang datang berdasarkan pengaruh.
•  Tidak ada kualitas nilai yang secara eksplisit tertuang dalam setiap keputusan.


3.  Kritik Pakar (Expert Criticsm)
Kritik biasanya berupa tulisan popular yang dimuat di media massa. Pakar dalam hal ini biasanya adalah orang-orang jurnalis yang memiliki kepekaan untuk membuat paparan dan pengumpulan fakta-fakta. Melalui berbagai perangkat pengalamannya mereka mendemonstrasikan kemampuan pemahamannya tentang isu-isu yang berkaitan dengan desain lingkungan. Oleh karena itu Kritik pakar dipandang tidak memiliki kekuatan yang spesifik melampaui apa yang dikritiknya. Dampaknya sangat bergantung pada kesan-kesan yang lain yang berkait dengan pengetahuan secara khusus dan kemampuan internalnya.
Dua bentuk kritik pakar :
•  Kolom umum biasanya berupa tulisan yang dikarakteristik kan sebagai berita pembentuk opini yang memiliki tendensi pengajuan karakteristik tertentu yang diinginkan.
•  Berita Palsu, menyajikan samaran dari sebuah berita dan upaya advertensi (pengiklanan).


4.  Kritik Kelompok (Peer Criticism)
Kritik kelompok (peer criticism) tentang arsitektur kebanyakan berasal dari lingkungan masyarakat dan institusi tertentu dalam juri penghargaan desain. Dalam hal ini arsitek professional mengevaluasi dan memberikan pengetahuan khusus tentang desain yang dibawa oleh para professional. Institusi lain dalam kritik kelompok adalah buku atau artikel yang ditulis oleh para arsitek tentang arsitek-arsitek lain.
Beberapa kriteria kualitas yang biasanya menjadi poin-poin evaluasi dalam kritik kelompok :
•  Bangunan harus memiliki konsep.
•  Bangunan harus mencerminkan keteraturan struktur.
•  Bangunan harus menghargai dan respek terhadap lingkungan.
•  Ruang harus peka terhadap emosi lingkungan.
•  Sangat disarankan untuk menggunakan teknologi yang dipersyaratkan.
•  Bangunan harus memiliki makna dan ruang yang selalu bisa diingat dan lain sebagainya.


5.  Kritik Awam (Layman Criticsm)
Kritik Awam lebih diarahkan pada pengguna lingkungan fisik yang tidak menyadari bahwa lingkungan fisik diciptakan dan tidak secara khusus dilatih sebagai desainer dan kritikus.
•  Beberapa kategori dasar respon awam dalam memandang arsitektur.
•  Perhatian terhadap Lingkungan.
•  Perilaku terhadap lingkungan antara desain dan kebutuhan kondisi lingkungan yang diinginkan.
•  Modifikasi terhadap lingkungan.
•  Yang tidak disadari.
•  Yang disadari (improvement/perbaikan).
•  Yang disadari (destruksi/penghancuran).







Sumber :


Rabu, 09 November 2016

KRITIK ARSITEKTUR




Kritik Arsitektur Penafsiran

  •   Pengertian
       Sebuah kritikan yang berupa pendapat atau argumen yang sifatnya subyektif berdasarkan pandangan sendiri tidak didasarkan pada data-data/pedoman baku dari luar. Kritik penafsiran ini apa adanya sesuai apa yang dilihat oleh seseorang yang mengkritisi tersebut dan tidak bersifat judgemental/menghakimi. Untuk memperhalus kritik salah satunya menggunakan analogi-analogi. Maka hasilnya akan meningkatkan emosi bagi para pendengar setelah itu akan terpengaruh (setuju) atau menolak (tidak setuju).

  •   Hakikat Kritik Penafsiran
  1. Seorang kritikus sebagai seorang interpreter atau pengamat yang sangat personal
  2. Bentuk kritik cenderung subjektif namun tanpa ditunggangi oleh klaim doktrin
  3.  Klaim objektifitas melalui pengukuran yang terevaluasi
  4.  Mempengaruhi pandangan orang lain untuk bisa memandang sebagaimana yang kita lihat
  5. Menyajikan satu perspektif baru atas satu objek atau satu cara baru memandang bangunan
  6.  Melalui rasa artistiknya mempengaruhi pengamat merasakan sama sebagaimana yang ia alami

  •   Jenis Kritik Penafsiran
1. Advokasi   
Kritik ini menggunakan cara baru untuk memandang objek. Menggunakan analogi atau bahasa sendiri untuk mengamati objek. Biasanya yang dilihat dari sisi baiknya, mengapresiasi dan kagum sama bangunan tersebut. 

2. Evokatif 
Kritik ini menimbulkan pendapat yang sifatnya perasaan dan emosi dari seorang kritikus itu sendiri. Sama dengan advokasi, kritik ini menilai dari segi positifnya sehingga menimbulkan daya tarik bagi objek tersebut.

3. Impresionistik 
Kritik ini berisi kesan dan perasaan seorang kritikus yang menggunakan objek yang diamati sebagai dasar untuk menciptakan karya/sesuatu yang baru.


  • Contoh Kritik Penafsiran
  1. Advokasi
 
Gardens by The Bay

              Sekilas jika dilihat dari luar, bangunan ini tidak ada yang istimewa dan nampak biasa saja. Bentuknya hanya seperti cangkang keong tertelungkup yang terbuat dari kaca. Namun jika dilihat dari dalam, sungguh luar biasa. Ya, ini adalah Gardens by The Bay di Singapore. Gardens by The Bay ini sangat luas dan memiliki 2 konsep yaitu Flower Dome dan Cloud Forest yang bersebelahan. Ketika  masuk ke dalam, kita tinggal mengikuti jalan setapak yang sudah ada petunjuknya. Taman buatan dari hasil reklamasi ini luasnya sekitar 54 Ha.
 
Flower Dome

            Ketika masuk Flower Dome, udara didalam sangat sejuk dan dingin. Disana  terdapat berbagai macam koleksi tanaman dan bunga-bunga dari daerah mediterania dan negara-negara bercurah hujan rendah. Bunga-bunga disana ditata dengan cantik dan arstistik. Didalampun sangat bersih dan banyak tempat/spot yang bagus untuk berfoto. Tempatnya sangat amat nyaman dan pencahayaannya pun sangat bagus dan terang.
           
Cloud Forest
         

            Nah sekarang Cloud Forest. Ketika pertama masuk Cloud Forest, kita akan disuguhkan dengan air terjun buatan yang indah tingginya 35 meter. Percikan air dan efek kabut yang diciptakan, membuat suasana persis seperti di daerah pegunungan. Berbeda dengan Flower Dome, disini terdapat banyak tanaman yang banyak jenisnya dan berasal dari dataran tinggi. Kita tinggal menelusuri jembatan yang kanan kirinya ditumbuhi banyak tanaman. 
 
Struktur Atap
          
              Bangunan Gardens by the Bay ini memiliki penutup atap dari kaca. Strukturnya pun sangat megah dan monumental. Pencahayaan alami yang baik dan transparan sehingga kita bisa melihat teluk marina yang sangat indah. Gardens by The Bay ini posisinya berdekatan dengan Marina Bay Sands dan patung Merlion yang menjadi icon Singapore.



  2.   Evokatif
        
OCBC Skyway
             
             Jembatan ini namanya OCBC Skyway. Jembatan sepanjang 128 meter ini berada diantara dan menjadi penghubung ‘pohon-pohon’ Supertree. OCBC Skyway ini memutar mengelilingi Giant Super Tree. Berjalan diketinggian 22 meter diatas permukaan tanah adalah suatu pengalaman yang seru dan asyik sambil memandang sekeliling Gardens by The Bay dan melihat hamparan teluk Marina dari atas. Walaupun aman dan dipinggir jembatan terdapat pegangan namun bagi yang takut ketinggian, mungkin kurang disarankan karena memang jembatannya sangat tinggi dan anginnya pun lumayan kencang. Tetapi kalau mau dicoba ini bisa menjadi pengalaman yang mengasyikan. Pada malam hari, lampu warna-warni yang menghiasi OCBC Skyway dan Giant Super Tree ini akan menyala dan tentunya menambah pemandangan sangat indah.
 

3. Impresionistik
 Sebelum renovasi

        Pada mulanya gedung yang sekarang ditempati Museum Wayang Jakarta itu bernama De Oude Hollandsche Kerk (“Dutch Old Church”), yang dibangun pada 1640. Pada 1732 gedung itu mengalami renovasi dan namanya berubah menjadi De Nieuwe Hollandse Kerk (Dutch New Church), sebelum rusak karena gempa pada 1808. Sebelum menjadi museum, bangunan ini adalah gereja. Bangunan baru kemudian didirikan pada 1912 di atas reruntuhan bangunan lama dan digunakan sebagai Museum Batavia yang dibuka secara resmi pada 22 Desember 1939 oleh Jonkheer Meester Aldius Warmoldus Lambertus Tjarda van Starkenborg Stachouwer, yang adalah Gubernur Jenderal Belanda yang terakhir.


Setelah renovasi
 

         Museum ini sudah beberapa kali mengalami renovasi. Kondisi Museum Wayang Jakarta jauh lebih baik ketimbang ketika pertama kali saya datang. Kini museum wayang sudah banyak dikunjungi bahkan turis mancanegara sekalipun. Gubernur Jakarta Ali Sadikin meresmikan Museum Wayang pada 13 Agustus 1975. Museum Wayang memiliki koleksi 4000 wayang dan boneka dari berbagai tempat di dalam dan luar negeri, seperti India, Belanda, Malaysia, Thailand, Suriname, Cina, Vietnam, Kolombia, serta koleksi topeng, gamelan, dokumen, peta dan foto-foto tua.



Kritik Arsitektur Deskriptif

  • Pengertian
        Kritik ini berupa gambaran yang bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu dan tampak lebih nyata (faktual).

  • Jenis Kritik Deskriptif

1. Penjelasan 
Kritik ini berupa gambaran yang memfokuskan pada bagian bentuk, material, serta tekstur. Kritik ini mengungkapkan sisi baik dan buruknya bangunan tersebut. Fotografi paling sering digunakan ketika ketelitian dalam penggambaran bahan bangunan diinginkan.

2. Biografis 
Kritik ini didasari oleh kehidupan seorang arsitek yang merancang bangunan tersebut, Memahami dengan logis perkembangan arsitek sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik. Dan kebiasaannya mengemukakan fakta-fakta ini berpengaruh pada hasil rancangannya.

 
3. Kontekstual
Kritik ini berupa kontekstual yang berhubungan dengan dunia luar, berupa tekanan-tekanan/peristiwa-peristiwa ekonomi, politik, atau antar personal sehingga akan mempengaruhi rancangan bentuk, model, struktur, langgam dan lainnya.


  • Contoh Kritik Deskriptif

    1.  Penjelasan


Konsep "Open Bathroom"
 

              Awal mendengar kamar mandi terbuka memang rada ambigu. Seharusnya kamar mandi itu bersifat prifat. Sekarang banyak rumah, resort ataupun penginapan yang menerapkan konsep kamar mandi terbuka, namun tetap aman dan tetap menjaga privasi. Konsep kamar mandi terbuka ini banyak pertimbangannya. Salah satunya segi keamanan. Biasanya memilih konsep ini yang letak tempatnya jauh dari keramaian. Motivasi membuat kamar mandi terbuka ini merasakan sensasi mandi dan menyatu dengan alam lepas. Biasanya konsep kamar mandi terbuka ini tidak menggunakan atap. Namun desainnya juga harus aman jangan sampai terlihat dari luar. Konsep ini jga harus didukung dari interior, penggunaan material yang biasanya dari batu alam, banyak ditanami tumbuhan disekitarnya dan tembok pembatas dari luar yang harus tinggi.

    
    2.  Biografis
 
Zaha Hadid
 
             Dame Zaha Mohammad Hadid atau lebih dikenal dengan Zaha Hadid adalah seorang arsitek kelahiran Iraq dengan status kewarganegaraan Iraq dan Inggris. Di usianya yang ke-64, Zaha Hadid dapat dikatakan sangat sukses dalam bidang yang ditekuninya yaitu arsitektur. Hingga saat ini terhitung lebih dari setidaknya 20 desain rancangan Zaha Hadid telah direalisasikan, di antaranya adalah London Aquatics Centre, Galaxy SOHO di Cina dan Riverside Museum. Dari seluruh desain rancangan Zaha Hadid dapat ditarik benang merah mengenai design thinking seorang Zaha Hadid. Zaha Hadid sendiri mendeskripsikan karya-karyanya sebagai desain yang ambisius. Zaha Hadid adalah seorang yang visioner, dia percaya akan masa depan. Hal tersebut dia representasikan dalam desain rancangannya. 
 
London Aquatics Centre

           Ciri khas karya Zaha Hadid adalah bentuk-bentuk yang dinamis dan neofuturistic. Dikatakan dinamis karena Zaha Hadid mengolah massa bangunan dan façade dengan bentuk-bentuk lengkung dan jarang sekali menggunakan bentuk-bentuk standar. Dalam mewujudkan bentuk-bentuk bangunan yang dinamis dan neofuturistic tentu tidak dapat mengandalkan struktur-struktur yang umum dan biasa digunakan oleh bangunan-bangunan lain, maka digunakanlah struktur memanjang dan struktur kerangka ruang (space frame) dalam karya-karya Zaha Hadid. Kedua pilihan struktur ini digunakan pada bangunan Zaha Hadid karena sebagian besar karyanya merupakan bangunan – bangunan dengan bentang yang memanjang dan melengkung. Selain itu system struktur space frame hampir selalu dijadikan sistem façade pada bangunan Zaha Hadid.

    
    3.  Kontekstual


Istana Negara
 

          Komplek Istana Kepresidenan Jakarta terletak di Jl. Merdeka Utara, berdekatan dengan Taman Monumen Nasional (Monas); di jantung ibu kota negara, di atas tanah seluas 6,8 hektar, di ketinggian lebih kurang 5 meter dari permukaan laut. Pada mulanya bangunan yang berarsitektur gaya Yunani kuno itu bertingkat dua, namun pada tahun 1848 bagian atasnya dibongkar, dan bagian depan lantai bawah dibuat lebih besar untuk memberi kesan lebih resmi. Bentuk bangunan hasil perubahan 1848 inilah yang bertahan sampai sekarang, tanpa perubahan yang berarti. Luas bangunan ini lebih kurang 3.375 meter persegi. 

Acara Kenegaraan

          Istana Kepresidenan Jakarta fungsinya lebih difokuskan kepada kegiatan resmi kepresidenan, selain sebagai kantor Presiden Republik Indonesia juga sebagai pusat kegiatan pemerintahan dan tempat penyelenggaraan acara-acara yang bersifat kenegaraan, pelatikan pejabat-pejabat tinggi negara, pelantikan perwira muda TNI, penerimaan tamu-tamu negara, penyerahan surat-surat kepercayaan duta besar negara sahabat, pembukaan musyawarah dan rapat kerja nasional, pembukaan kongres bersifat nasional dan internasional, dan sebagai tempat memperingati Detik-Detik Proklamasi pada setiap tanggal 17 Agustus.










Sumber :