Lingkungan (Setting) Kritik Arsitektur
Lingkungan kritik arsitektur adalah lingkup
pembagian kritik arsitektur menjadi menjadi, yaitu :
1.Self
(diri)
2. Authority (yang berwenang)
3. Expert (pakar)
4. Peer (kelompok)
5. Layman (orang awam)
1. Kritik Diri (Self Criticism)
Kritik diri adalah situasi dimana perancang
atau pembuat keputusan mengkritisi dirinya sendiri dalam proses perancangan.
Kritik model ini memusatkan perhatian pada pengkayaan pikiran diri. Dengan ini
diharapkan kritikus dapat lebih banyak mempelajari dan mengembangkan berbagai
fenomena yang muncul dalam situasi dan hukum-hukum perancangan. Kritik diri
merupakan kerja yang otoritasnya merupakan komposisi dari kegiatan :
• Pengayaan/Penyaringan ( Labour of Shifting )
• Penggabungan ( Labour of Combining )
• Penyusunan ( Labour of Constructing )
• Penghapusan ( Labour of Expunging )
• Pembetulan ( Labour of Correcting )
• Pengujian ( Labour of Testing )
2. Kritik yang Berwenang (The Authoritative
Setting)
Sumber kritik otoritas adalah kekuatan yang
melekat dalam posisi social. Hubungan secara hirarkis individu dengan pembuat
keputusan dan penentu kebijakan. Dalam kasus yang sama adalah dasar-dasar
kritik yang berlangsung dalam situasi pendidikan studio perancangan. Sekalipun
dalam banyak model pendidikan sebagaimana di Beaux Art Guru dipandang sebagai
partner dalam proses pembelajaran. Ada juga dalam model pendidikan kontemporer
yang masih memandang guru secara structural memiliki kepekaan untuk menyukai
individu tertentu sebagai sebuah figure yang semi otoriter.
Terdapat beberapa kesulitan dalam kritik
yang dilontarkan oleh pihak-pihak yang memiliki otoritas (John Wade, 1976):
• Peran juri yang berlaku sebagai pihak yang
memiliki otoritas menghakimi tetapi juga memiliki kekauasaan instruksional.
• Adanya fleksibelitas dalam menetapkan nilai
kritik yang dilancarkan- dimana kritikus merespon pada fakta projek yang sedang
dipresentasikan.
•
Keputusan dipengaruhi oleh situasi yang beragam yang dihadapi masing-masing
pendidikan,keputusan yang dilakukan secara acak terinspirasi dari solusi yang
datang berdasarkan pengaruh.
• Tidak ada kualitas nilai yang secara
eksplisit tertuang dalam setiap keputusan.
3. Kritik Pakar (Expert Criticsm)
Kritik biasanya berupa tulisan popular yang
dimuat di media massa. Pakar dalam hal ini biasanya adalah orang-orang jurnalis
yang memiliki kepekaan untuk membuat paparan dan pengumpulan fakta-fakta.
Melalui berbagai perangkat pengalamannya mereka mendemonstrasikan kemampuan
pemahamannya tentang isu-isu yang berkaitan dengan desain lingkungan. Oleh
karena itu Kritik pakar dipandang tidak memiliki kekuatan yang spesifik
melampaui apa yang dikritiknya. Dampaknya sangat bergantung pada kesan-kesan
yang lain yang berkait dengan pengetahuan secara khusus dan kemampuan
internalnya.
Dua
bentuk kritik pakar :
• Kolom umum biasanya berupa tulisan yang dikarakteristik
kan sebagai berita pembentuk opini yang memiliki tendensi pengajuan
karakteristik tertentu yang diinginkan.
• Berita Palsu, menyajikan samaran dari sebuah
berita dan upaya advertensi (pengiklanan).
4. Kritik Kelompok (Peer Criticism)
Kritik kelompok (peer criticism) tentang
arsitektur kebanyakan berasal dari lingkungan masyarakat dan institusi tertentu
dalam juri penghargaan desain. Dalam hal ini arsitek professional mengevaluasi
dan memberikan pengetahuan khusus tentang desain yang dibawa oleh para
professional. Institusi lain dalam kritik kelompok adalah buku atau artikel
yang ditulis oleh para arsitek tentang arsitek-arsitek lain.
Beberapa kriteria kualitas yang biasanya
menjadi poin-poin evaluasi dalam kritik kelompok :
• Bangunan harus memiliki konsep.
• Bangunan harus mencerminkan keteraturan
struktur.
• Bangunan harus menghargai dan respek terhadap
lingkungan.
• Ruang harus peka terhadap emosi lingkungan.
• Sangat disarankan untuk menggunakan teknologi
yang dipersyaratkan.
• Bangunan harus memiliki makna dan ruang yang
selalu bisa diingat dan lain sebagainya.
5. Kritik Awam (Layman Criticsm)
Kritik Awam lebih diarahkan pada pengguna
lingkungan fisik yang tidak menyadari bahwa lingkungan fisik diciptakan dan
tidak secara khusus dilatih sebagai desainer dan kritikus.
• Beberapa kategori dasar respon awam dalam
memandang arsitektur.
• Perhatian terhadap Lingkungan.
• Perilaku terhadap lingkungan antara desain
dan kebutuhan kondisi lingkungan yang diinginkan.
• Modifikasi terhadap lingkungan.
• Yang tidak disadari.
• Yang disadari (improvement/perbaikan).
• Yang disadari (destruksi/penghancuran).
Sumber :