Senin, 14 Oktober 2013

Kenyataan Sosial, Masalah Sosial, Menganalisa&Cara Mengatasinya


Kenyataan Sosial

 
Untuk memudahkan pemahaman dalam mengklasifikasikan berbagai tingkatan dalam kenyataan sosial, maka dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan, antara lain:

1.    Tingkat Budaya

Kebudayaan merupakan keseluruhan kompleks yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni moral, hukum, kebiasaan, dan kemampuan- kemampuan, serta tata cara lainnya yang diperoleh manusia sebagai seorang anggota masyarakat. Dengan demikian, fokus kajiannya meliputi nilai, simbol, norma, dan pandangan hidup umum yang dimiliki bersama oleh suatu masyarakat.

2.    Tingkat Individual

Tingkat ini menempatkan individu sebagai pusat perhatian untuk analisis utama. Sebagai contoh Weber sangat tertarik pada masalah- masalah sosiologis yang luas mengenai struktur sosial dan kebudayaan tetapi dia melihat bahwa kenyataan sosial secara mendasar terdiri atas individu- invidu dan tindakan- tindakan sosialnya yang bermakna. Weber mendefinisikan sosiologi sebagai:

            ... suatu ilmu pengetahuan yang berusaha memperoleh pemahaman interpretatif mengenai tindakan sosial agar dengan demikian dapat sampai kesuatu penjelasan kausal mengenai arah dan akbat- akibatnya. Dengan tindakan dimaksudkan semua perilaku manusia, apabila atau sepanjang individu yang bertindak itu memberikan arti subjektif kepada tindakan itu... Tindakan itu disebut sosial karena arti subjektif tadi dihubungkan dengannya oeh invidu yang bertindak,... Memengaruhi perilaku orang lain dan karena itu diarahkan ketujuannya.

Penjelasan dan tekanan pendirian Weber tersebut berbeda dengan pendirian Durkheim yang mengemukakan bahwa sosiologi merupakan ilmu yang mempelajari fakta sosial yang bersifat eksternal, memaksa individu, dan bahwa fakta sosial harus dijelaskan dengan fakta sosial lainnya. Dalam hal ini Durkheim melihat kenyataan sosial sebagai sesuatu yang mengatasi individu, berada pada suatu tingkat yang bebas, sedangkan Weber melihat bahwa kenyataan sosial sebagai sesuatu yang didasarkan pada motivasi individu dan tindakan- tindakan sosial. Adanya perbedaan pandangan antara Weber dan Durkheim tersebut dapat dipahami karena dilihat dari persepektif kenyataan sosial yang berlawanan.

3.    Tingkat Interpersonal

            Kenyataan sosial pada tingkat ini meliputi interaksi antara individu dengan individu maupun dengan kelompok, dalam arti yang berhubungan dengan komunikasi simbolis, penyesuaian timbal balik, negosiasi tindakan yang saling tergantung, kerja sama, maupun konflik. Dua persepektif teoretis utama yang menekankan tingkatan ini adalah teori interaksionisme simbolik dan teori pertukaran.

4.    Tingkat Struktur Sosial

Jika dibanding dengan sebelumnya, tingkatan struktur sosial ini jauh lebih abstrak. Perhatiannya bukan pada individu- individu, tindakan- tindakan, serta interaksi sosial, melainkan pada pola- pola tindakan dan jaringan- jaringan interaksi yang disimpulkan dari pengamatan terhadap keteraturan dan keseragaman yang terdapat dalam waktu dan ruang tertentu. Tekanannya terletak pada struktur- struktur sosial yang kecil maupun besar. Dua aliran utama yang berhubungan dengan tingkatan ini adalah teori fungsional dan teori konflik.
 

Masalah Sosial

            Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas yang berpengaruh yang mengancam nilai-nilai suatu masyarakat sehingga berdampak kepada sebagian besar anggota masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi melalui kegiatan bersama. Entitas tersebut dapat merupakan pembicaraan umum atau menjadi topik ulasan di media massa, seperti televisi, internet, radio dan surat kabar.
            Jadi yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan, adalah masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Dan tingkat keparahan masalah sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dengan realitas yang terjadi (Coleman dan Cresey, 1987). Dan untuk memudahkan mengamati masalah-masalah sosial, Stark (1975) membagi masalah sosial menjadi 3 macam yaitu :
1.     Konflik dan kesenjangan, seperti : kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan seksual dan masalah lingkungan.
2.     Perilaku menyimpang, seperti : kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan, kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
3.     Perkembangan manusia, seperti : masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti urbanisasi) dan kesehatan seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan hidup (Etzioni, 1976). Artinya jika seorang anggota masyarakat gagal memenuhi kebutuhan hidupnya maka ia akan cenderung melakukan tindak kejahatan dan kekerasan. Hal ini diperparah oleh peran media massa sekarang ini yang mengalami sedikit perubahan, bukan lagi sebagai institusi yang memberi informasi yang edukatif dan hiburan yang edukatif, akan tetapi lebih pada media yang memberi informasi, hiburan dan edukasi yang kurang edukatif.



Menganalisa Masalah Sosial di Indonesia


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki berbagai macam masalah-masalah sosial didalamnya. Seperti masalah ekonomi, budaya, biologis, psikologis dan lainnya. Disini saya akan menganalisis beberapa contoh penyebab terjadinya masalah-masalah sosial di Indonesia dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.

1. Faktor Ekonomi (Kemiskinan)


 

            Faktor ekonomi merupakan faktor yang paling mempengaruhi dan terbesar yang menyebabkan masalah sosial seperti contoh kemiskinan. Kemiskinan ialah ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, sekolah, dll. Penyebab paling utama yaitu pengangguran serta krisis global PHK yang terjadi dimana-mana yang bisa memicu tindak kriminal, pertikaian atau permusuhan yang terjadi di masyarakat. Sulit mencari lapangan pekerjaan dan mahalnya kebutuhan hidup sehari-hari merupakan salah satu faktor utama yang mempengaruhi tindak kejahatan. Banyak orang-orang yang menghalalkan segala cara untuk mencukupi kehidupan seperti mencuri, merampok, menipu, dan lainnya. Di negara kita ternyata masih banyak orang yang pendidikannya rendah bahkan tidak pernah sekolah sama sekali. Masih ada orang yang tidak bisa membaca atau buta huruf. Hal ini antara lain disebabkan oleh kemalasan, biaya pendidikan yang tinggi dan tidak meratanya pendidikan di Indonesia. Kamu mungkin beruntung bisa menikmati bangku sekolah dengan mudah. Sekolahnya mudah dijangkau dan fasilitasnya lengkap. Saudara-saudara kalian ada yang tidak bisa sekolah karena tidak punya biaya. Mereka bahkan harus bekerja membantu orang tuanya agar tetap bisa makan. Ada pula saudara kalian yang kesulitan untuk bisa sekolah karena tempatnya yang jauh dan hanya bisa ditempuh dengan jalan kaki. Itupun sekolahnya juga masih sangat sederhana. Fasilitasnya juga masih sangat terbatas.

  Cara Mengatasi Kemiskinan:

          Pemerintah selalu berusaha mengatasi berbagai persoalan sosial dengan peran serta tokoh masyarakat, pengusaha, pemuka agama, ketua adat, dll. Berbagai cara yang dapat dilakukan oleh berbagai pihak dalam membantu mengatasi masalah sosial antara lain:

1.    Menjadi orang tua asuh bagi anak sekolah yang kurang mampu.

2.   Tokoh agama memberikan penyuluhan tentang keimanan dan moral dalam menghadapi persoalan sosial.

3.   Para pengusaha dan lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan lain ikut memberikan beasiswa.

4.   Lembaga Bantuan Hukum (LBH) dan Lembaga Sosial Masyarakat (LSM) membantu dalam berbagai bidang dimulai dengan penyuluhan sampai bantuan berupa materi.

5.   Organisasi pemuda seperti karang taruna yang mendidik dan mengarahkan para remaja putus sekolah dan pemuda untuk berkarya dan berusaha mengatasi pengangguran.

6.   Perguruan tinggi melakukan pengabdian kepada masyarakat dengan memberikan berbagai penyuluhan.


     Selain cara-cara tersebut di atas, pemerintah juga menggalakkan berbagai program untuk mengatasi masalah sosial antara lain :

1.    Pemberian Bantuan Operasional Sekolah (BOS).

BOS diberikan kepada siswa-siswa sekolah mulai dari sekolah dasar sampai tingkat SLTA.    Tujuannya untuk meringankan biaya pendidikan.

2.   Pemberian Bantuan Langsung Tunai (BLT).

BLT diberikan kepada masyarakat miskin yang tidak berpenghasilan sebagai dana kompensasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM).

3.   Pemberian Kartu Askes.
 

2. Faktor Budaya (Kenakalan Remaja)



 
Kenakalan remaja menjadi masalah sosial yang sampai saat ini sulit dihilangkan karena remaja sekarang suka mencoba hal-hal baru yang berdampak negatif seperti narkoba, padahal remaja adalah aset terbesar suatu bangsa merekalah yang meneruskan perjuangan yang telah dibangun sejak dahulu. Ditambah seiring berkembangnya teknologi globalisasi secara pesat, seringkali menimbulkan masalah baru seperti kenakalan remaja. Permasalahan yang satu ini kerap kali terjadi dan bisa dibilang hampir tidak ditemukan titik solusi untuk menghilangkannya. Dari tahun ke tahunnya, selalu saja ada masalah kenakalan remaja dan mungkin anda sendiri pernah melihat berita di televisi yang menyangkut hal ini.

            Beragam kenakalan remaja yang terjadi saat ini seperti narkoba, free sex, pergaulan bebas, drugs, tawuran antar sekolah dan lain sebagainya. Kenakalan remaja biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya. Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat. Secara psikologis, kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungan, seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri, dan sebagainya. Banyak alasan-alasan para aset negara melakukan kenakalan seperti ini. Salah satunya ialah kurangnya perhatian orang tua, salah pergaulan, mencari kesenangan diluar, dan lainnya. Remaja masih mencari jati dirinya sehingga masih banyak terpengaruh oleh pergaulan yang negatif.


Cara Mengatasi Kenakalan Remaja:
a.   Perlunya kasih sayang dan perhatian dari orang tua dalam hal apapun. Karena dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak akan merasa diperhatikan dan dibimbing. Dengan kasih sayang itu pula akan mudah mengontrol remaja jika ia mulai melakukan kenakalan.

b.   Pengawasan yang perlu dan intensif terhadap media komunikasi seperti TV, internet, radio, handphone, dll.

c.   Perlunya bimbingan kepribadian di sekolah, karena disanalah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain di rumah.

d.   Perlunya pembelajaran agama yang dilakukan sejak dini seperti beribadah dan mengunjungi tempat ibadah sesuai dengan iman dan kepercayaannya.

e.   Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.
 

3. Faktor Psikologis (Aliran Sesat)
 

            Menurut saya adalah “Pandangan atau teori mengenai keagamaan yang dianggap berlawanan atau bertentangan dengan ajaran agama yang dikatakan berhubungan dengan ajaran sesat tersebut.” Dalam prakteknya selama ini terutama di Indonesia, banyak sekali ajaran sesat yang berkembang dan tumbuh diantara masyarakat. Kebanyakan dari pengikutnya berasal dari kalangan menengah ke bawah yang tergiur masuk dalam suatu aliran sesat karena di iming-imingi kekayaan dan  kesejahteraan yang mereka pikir tidak dapat mereka dapatkan dari agama yang mereka anut selama hidup mereka.
            Dalam keadaan tertekan beban ekonomi, tentu saja iman mereka dapat melemah dan tidak menutup kemungkinan mereka akan berpindah keyakinan hanya dengan di iming-imingi kekayaan semu yang belum tentu mereka bisa dapatkan. Masalah aliran sesat ini masuk ke dalam daftar masalah sosial yang cukup rumit mengingat ini adalah kemauan individunya sendiri yang dengan sadar memasuki aliran tersebut. Melihat sifat dasar orang Indonesia yang mudah  terpengaruh ajakan yang menggiurkan, bukan tidak mungkin bahwa ajaran-ajaran sesat tersebut dapat berkembang pesat di negara ini. Salah satu ajaran yang di anggap sesat yang berkembang sangat pesat adalah ajaran “Al-Qayidah Islamiyah” yang berkembang dan menjadi perbincangan publik sekitar tahun 2007-2008 lalu. Didirikan oleh Ahmad Musadeq yang sekaligus mengakui dirinya adalah rasul/utusan Allah. Selain itu ajaran sesat Lia Eden juga sempat merebak dan meresahkan masyarakat yang menganggapnya sebagai Malaikat Jibril.

Cara Mengatasi Aliran Sesat:
1.    Perlu memberikan tuntunan dakwah dan penegakan hukum yang tegas terhadap para pembawa ajaran dan aliran sesat itu.
2.   Penguatan akidah umat juga menjadi point penting untuk menangkal tersebarnya aliran sesat ini. Mudahnya mereka terjebak ke dalam aliran sesat adalah lantaran lemahnya akidah mereka dan minimnya pengetahuan Islam yang mereka miliki, sehingga para penyebar aliran sesat begitu gampang memperdayakan mereka dengan dalih agama untuk menyesatkannya.
3.    Melakukan kegiatan dialog, diskusi, atau debat publik. Melalui kegiatan semacam ini nantinya pemimpin dan pengikut aliran sesat akan dihadapkan pada pengujian terhadap argumentasi pemahaman keagamaan mereka selama ini.
 
 
 
 
 
 
 
Referensi:



http://belajarpsikologi.com/kenakalan-remaja/